Announcement

Collapse
No announcement yet.

Trading Basics

Collapse
X
 
  • Filter
  • Time
  • Show
Clear All
new posts

  • Trading Basics

    Mungkin sudah banyak buku/artikel yang membahas tentang hal ini, sayangnya jarang yang sampai ke permukaan karena tenggelam oleh false advertising yang banyak kita lihat di internet. Disini saya tidak akan membahas secara spesifik tentang trading metodologi, karena itu adalah sesuatu hal yang berbeda untuk tiap individu sesuai dengan risk profile masing-masing.

    Kebanyakan trader di kita baik yang baru, terutama yang mengenal trading dari hype advertising ttg income yang signifikan forex, saham, futures contract, masih kurang mengerti tentang struktur market & apa yang menyebabkan harga berosilasi.

    Beberapa dari kita bahkan ada yang menyangka bahwa ketika suatu indikator menunjukkan buy signal, probabilitas harga untuk naik pada titik tersebut akan lebih besar. Pernyataan ini mungkin benar, tetapi belum lengkap. Buy / Sell signal ini analogi nya seperti kita memasukkan fluida kedalam panci di atas kompor yang menyala. Apakan air itu akan mendidih? Belum tentu, karena banyak faktor2 lain yang harus di perhitungkan seperti tekanan udara, jumlah kalor yang di terima vs yang dipancarkan oleh fluida tersebut ke sekitarnya, titik didih fluida itu sendiri, dan banyak lagi variable2 lainnya.

    Tujuan saya menulis ini, supaya trader yang baru bisa mengenali environment trading yang akan mereka temui nantinya.

    Pergerakan harga di market adalah tidak lain dari efek supply, demand, dan order flow. Untuk hal ini kita akan coba bahas satu per satu elemen yang ada, yaitu :

    1. Order Type
    2. Order flow & Market Movement
    3. Supply & Demand, aka. support & resistance.
    4. Volume perdagangan, aka. open interest.
    5. Konektifitas intermarket.

    ps : Maaf kalo bahasanya agak tercampur2 dan membingungkan, karena kemampuan komunikasi saya bisa dibilang kurang memadai.

  • #2
    Re: Trading Basics

    1. ORDER TYPE

    Klasifikasi Order yg ada di market :

    - Market Order
    - Pending Order
    a. Limit Order
    b. Stop Order
    c. Limit-Stop Order* (turunan dari limit order. untuk mudahnya kita masukkan ke jenis limit order saja)


    Market Order

    Illustrasi. A ingin menjual produknya seharga 1000. B ingin membeli produk tersebut seharga 1000. Terjadi transaksi antara A & B pada harga tersebut.

    Terjadi market order sbb : A sell market order @ 1000, B buy market order @ 1000.

    Market order ini tidak akan terjadi apabila salah satu counterpart tidak ada. Misal A ingin menjual seharga 1000, tetapi B ingin membeli seharga 900. Tidak akan terjadi transaksi / market order pada kasus seperti ini.

    Pending Order

    Pada contoh kasus terakhir, dimana A ingin menjual @1000, dan B ingin membeli @900. Mereka berdua insist bahwa mereka hanya akan melakukan transaksi dengan harga yang mereka inginkan.

    Terjadil pending order sbb:A pending sell order @1000, B pending buy order @900.

    Order tersebut hanya akan tereksekusi apabila counterparty ketiga yang menerima kedua pending order tersebut. Disini sebenarnya fungsi Market Maker berada. mereka menerima dan mencocokkan, and kadangkala 'pushing the market to certain price' (common said as stop hunting) agar kedua order tersebut tereksekusi. Mengapa mereka disebut sebagai market maker? karena tanpa mereka, pending orders tersebut tidak akan tereksekusi selama-lamanya.

    Comment


    • #3
      Re: Trading Basics

      Pending order dibagi menjadi 2 tipe yaitu stop order & limit order. Mungking sedikit berbeda dengan pengenalan stop & limit order yang ada di software2 charting yang populer. karena software2 tersebut tidak menerangkan nature dari perbedaan stop & limit order tersebut.

      Untuk mudahnya, saya beri illustrasi di bawah ini. Perbedaan efek dari 2 tipe order ini terhadap market akan saya jelaskan pada bagian order flow nanti.

      Comment


      • #4
        Re: Trading Basics

        2. Order Flow & Pergerakan Harga

        Kita mulai dari market order.

        contoh 1.
        - Misal A menjual 10 unit produk pada harga 1000. Volume dan Harga yang tertera di exchange untuk penjualan produk tersebut sekarang adalah 10 unit @1000
        - B membeli 5 unit produk pada harga 1000. Terjadi excess supply sebanyak 5 unit. Volume dan Harga yang tertera di exchange untuk penjualan produk tersebut sekarang adalah 5 unit @1000
        - orang ketiga C melihat bahwa sisa 5 unit produk tsb tidak ada pembelinya pada harga 1000. Padahal C ingin menjual produk tsb juga. Setelah berpikir pendek, akhirnya C memutuskan untuk menjual 10 unit produk tsb pada harga 900.
        - Volume dan Harga yang tertera di exchange untuk penjualan produk tersebut sekarang adalah 10 unit @900.
        - Jika ada pembeli baru, supply yang akan terbeli pertama pasti adalah supply yang paling murah, yaitu produk yg berharga 900.
        - Ini yang disebut sebagai Ask Price, yaitu harga paling rendah dari supply yang ada.

        contoh 2.
        - Misal A menjual 10 unit produk pada harga 1000. Volume dan Harga yang tertera di exchange untuk penjualan produk tersebut sekarang adalah 10 unit @1000
        - Datang B ingin membeli 15 unit produk tersebut pada harga 1000. Sedangkan supply yang ada hanya 10 unit. Terjadi excess demand sebanyak 5 unit yang belum terpenuhi.
        - orang ketiga C melihat ada kebutuhan sebanyak 5 unit untuk produk tsb. Si C ingin menjual produknya pada harga 1100.
        apabila si B menggunakan market order, mungkin sekali sisa kebutuhan dia yang 5 unit ini akan terisi pada harga 1100. sedangkan apabila si B menggunakan limit order, tawaran dia akan tetap ada pada harga 1000, dan tidak terisi unless C menurunkan harga produk yang dia jual jadi 1000.
        - Volume dan Harga yang tertera di exchange untuk pembelian produk tersebut sekarang adalah 5 unit @1000
        - Sisa 5 unit kebutuhan pada harga 1000 ini yg biasa disebut sebagai Bid Price, yaitu harga paling tinggi yang ditawarkan oleh demand side.

        Comment


        • #5
          Re: Trading Basics

          Dari kejadian diatas, dapat disimpulkan bahwa :

          1. ketika supply sedang berlebih, kemungkinannya besar bahwa penjual lain akan berusaha menjual produknya dengan harga lebih murah & pembeli akan berusaha membeli semurah mungkin. Akhirnya harga yg di quote di central exchange akan turun.

          2. ketika demand sedang berlebih, kemungkinannya besar bahwa pembeli akan saling bersaing untuk membeli produk tersebut, sehingga mereka berlomba2 menaikkan bidding price & penjual akan berusaha untuk menjual semahal mungkin. Akhirnya harga yg di quote di central exchange akan naik.

          Dari 2 kesimpulan ini dapat kita lihat bahwa,

          1. nature dari dominasi stop buy & market buy & sell stop loss order adalah mendorong harga naik lebih jauh.
          2. nature dari dominasi stop sell & market sell & buy stop loss order adalah mendorong harga turun lebih jauh.

          3. nature dari dominasi limit buy order, adalah menahan harga turun lebih jauh (karena akan menjadi counterpart dari seller yang ada)
          4. nature dari dominasi limit sell order, adalah menahan harga naik lebih jauh (karena akan menjadi counterpart dari buyer yang ada)

          Berikutnya akan kita lihat lebih jauh ke dalam market structure. (brb gambar illustrasi dulu)

          Comment


          • #6
            Re: Trading Basics

            Salah satu contoh kejadian yang ada di market adalah sbb (gambar di bawah)

            bayangkan ketika harga naik dan menyentuh area order cluster tsb.

            - Apabila volume limit order melebihi volume stop order yang ada pada cluster tersebut, maka harga akan berbalik arah, karena pada saat tersebut Supply akan melebihi Demand.
            - Apabila volume stop order melebihi volume limit order yang ada pada cluster tersebut, maka harga akan naik lebih jauh, karena ternyata demand masih melebihi supply walaupun harga lebih tinggi dari harga sebelumnya.

            Di dalam market, cluster2 order ini sangat banyak, dengan konsentrasi order pada level2 harga tertentu. Price level dimana konsentrasi supply sangat dominan akan disebut sebagai Resistance. Dan price level dimana konsentrasi demand sangat dominan akan disebut sebagai Support. Tidak ada jalan yang pasti untuk mengetahui price level mana konsentrasi order ini akan terjadi. Apalagi di off-exchange spot forex market yang tidak terlihat volume ordernya.

            Satu-satunya jalan untuk menebak Support & Resistance line adalah dengan menggunakan tools yang mayoritas market participant memakainya juga sebagai entry order mereka. Yang bisa kita amati adalah reaksi dari price ketika sampai pada titik2 S/R yang signifikan, apabila terlihat strong rejection/strong break, berarti kita tahu, pada saat ini di price level tersebut terjadi order imbalance. There is no way we could know this ahead of time, until we see the reaction that happens.

            Next akan saya beri contoh dari chart ttg rejection.

            Comment


            • #7
              Re: Trading Basics

              3. Supply & Demand, aka. support & resistance.


              Hindsight analysis pada chart dibawah :

              - Terjadi balanced market pada order cluster A, dimana pada awalnya jumlah net supply & demand seimbang.
              - Sampai suatu ketika supplynya berlebih. terjadi breakaway A. dimana harga di quote dibawah cluster A tersebut.
              - Pertama kali terjadi breakout, buyer melihat bahwa ada kesempatan untuk dapat membeli dengan harga murah, sehingga harga terdorong kembali ke dalam cluster A tersebut.
              - Ternyata kenyataannya para penjual telah merasa pesimis dengan keadaan market yang ada, sehingga begitu ada kesempatan menjual dengan harga yang menurut mereka mahal (masih di dalam cluster A) mereka dump everything, sehingga harga quickly rejected ke area dibawah cluster A.
              - Sampai titik ini, para pembeli mulai merasa tidak yakin apakah harga yang mereka beli adalah murah, mereka memilih menunggu dan tidak melakukan transaksi sampai harga turun ke cluster B
              - Di cluster B para pembeli mulai sedikit demi sedikit masuk ke market, sehingga terjadi lagi balanced market.
              - Sampai pada titik waktu tertentu demand menjadi berlebih. terjadilah breakaway B.

              dst, prosesnya mirip dengan breakaway dan rejection di A.

              Yang harus diperhatikan disini adalah titik dimana seller mulai masuk ke pasar setelah breakaway B (ie ada sedikit perlawanan dan harga berbalik arah). Perhatikan harga mulai proses retest just as it touch cluster A edge, dan harga mulai aktif berosilasi naik & turun just as it touch most traded price @ cluster A.

              Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa, huge buyer & huge seller & market maker tidak sembarangan buka order @ random prices. Mereka hanya masuk pada price level tertentu (signifikan S/R). Ini titik yang paling penting untuk diperhatikan dalam trading. Kita bisa saja buka buy atau sell order sesuai signal dari indikator tertentu, tapi sejauh mana harga akan bergerak, atau berlawanan dengan arah trading kita, hanya dapat ditentukan dengan mengenali support & resistance yang OBJECTIVE. This is why orang banyak yang kena stop lossnya, atau tidak sampai take profitnya, karena mereka menaruh target2 tersebut pada price level yang salah, dan sangat mungkin masih berada di dalam order cluster yang sedang di exercise oleh market maker.

              Comment


              • #8
                Re: Trading Basics

                Di dalam real market, cluster of orders ini akan saling bertumpang tindih, dan a single price movement bisa menyebabkan efek domino yang berkesinambungan pada cluster of orders ini. Arah pergerakan akan sangat tergantung dari komposisi cluster tersebut.

                secara matematis untuk mencapai price equilibrium fungsi price adalah :

                Price Movement = fungsi dari (sum volume ( limit buy + net buy stop + net market buy + net sell stoploss) - sum volume (limit sell + net sell stop + net market sell + net buy stoploss))

                Sampai disini saya stop dulu deh, karena 2 part terakhir tidak terlalu berhubungan dengan trading basic, melainkan lebih menjurus ke analisa hubungan antara price dan volume dengan volatilitas, fundamental, dan intermarket connectivity.

                Highlight untuk traders:

                1. You cannot predict the future (unless we can see the whole order flow of the market).
                2. You can only manage your risks. Manage this, the profit will come by itself. Failed to do this, you could be lucky at the beginning, but you're bound to be bankrupt in the long term of trading activity.

                Comment


                • #9
                  Re: Trading Basics

                  Originally posted by corsairs
                  3. Supply & Demand, aka. support & resistance.


                  Hindsight analysis pada chart dibawah :

                  - Terjadi balanced market pada order cluster A, dimana pada awalnya jumlah net supply & demand seimbang.
                  - Sampai suatu ketika supplynya berlebih. terjadi breakaway A. dimana harga di quote dibawah cluster A tersebut.
                  - Pertama kali terjadi breakout, buyer melihat bahwa ada kesempatan untuk dapat membeli dengan harga murah, sehingga harga terdorong kembali ke dalam cluster A tersebut.
                  - Ternyata kenyataannya para penjual telah merasa pesimis dengan keadaan market yang ada, sehingga begitu ada kesempatan menjual dengan harga yang menurut mereka mahal (masih di dalam cluster A) mereka dump everything, sehingga harga quickly rejected ke area dibawah cluster A.
                  - Sampai titik ini, para pembeli mulai merasa tidak yakin apakah harga yang mereka beli adalah murah, mereka memilih menunggu dan tidak melakukan transaksi sampai harga turun ke cluster B
                  - Di cluster B para pembeli mulai sedikit demi sedikit masuk ke market, sehingga terjadi lagi balanced market.
                  - Sampai pada titik waktu tertentu demand menjadi berlebih. terjadilah breakaway B.

                  dst, prosesnya mirip dengan breakaway dan rejection di A.

                  Yang harus diperhatikan disini adalah titik dimana seller mulai masuk ke pasar setelah breakaway B (ie ada sedikit perlawanan dan harga berbalik arah). Perhatikan harga mulai proses retest just as it touch cluster A edge, dan harga mulai aktif berosilasi naik & turun just as it touch most traded price @ cluster A.

                  Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa, huge buyer & huge seller & market maker tidak sembarangan buka order @ random prices. Mereka hanya masuk pada price level tertentu (signifikan S/R). Ini titik yang paling penting untuk diperhatikan dalam trading. Kita bisa saja buka buy atau sell order sesuai signal dari indikator tertentu, tapi sejauh mana harga akan bergerak, atau berlawanan dengan arah trading kita, hanya dapat ditentukan dengan mengenali support & resistance yang OBJECTIVE. This is why orang banyak yang kena stop lossnya, atau tidak sampai take profitnya, karena mereka menaruh target2 tersebut pada price level yang salah, dan sangat mungkin masih berada di dalam order cluster yang sedang di exercise oleh market maker.
                  Topik yang sangat menarik & intresting :arrow: Mohon dilanjutkan... :peace:

                  Ngomong2 Indicators tersebut namanya apa ? Kalau tidak keberatan boleh dibagikan ...

                  Comment


                  • #10
                    Re: Trading Basics

                    @ williamsroxy. Itu price distribution, turunan dari market profile. garis2 yang lain hanya menunjukkan weekly open & london open bukan indikator yg aneh2. Nanti saya post di mt4 thread indikatornya. Pernah saya post juga di ff kalau ga salah.

                    Comment


                    • #11
                      Re: Trading Basics

                      Pergerakan harga pada umumnya, dan cara yang relatif aman untuk menaruh stoploss & take profit.

                      Sedikit melenceng dari topik, tapi masih masuk ke trading basics.

                      Pergerakan harga sebenarnya tidak jauh dari pantulan antara 2 price level. Ketika salah satu sisi dari supply atau demand menjadi dominan, harga akan bergerak ke price level berikutnya untuk mencari counterpart baru. Ini yang disebut sebagai breakout. Satu hal yang kurang diperhatikan oleh para traders : Price level tidak berupa 1 titik harga, tapi lebih menyerupai range harga / horizontal channel. misal kebanyakan analyst bilang key resistance euro/usd @ 1.5000, sebenarnya cluster of orders di sekitar 1.5000 (ie 1.4990, 1.4991 etc) adalah sangat banyak, tidak hanya di titik 1.5000 saja.

                      [attachment=1:1bvtef50]price movement.JPG[/attachment:1bvtef50]

                      seringkali para traders menaruh order mereka, terutama stop order (buy stop / sell stop / stop loss) sangat dekat dengan recent high / recent low yang terjadi di market. Ini tentu saja jadi hal yang menguntungkan para market maker, dan merugikan bagi orang2 yang menaruh stop order di tempat tersebut. Mengapa? karena market maker mengetahui sebagian besar dari order flow, dan apabila volume perdagangan sedang relatif kecil, mereka seringkali menggerakkan harga ke level2 ini untuk mendapatkan likuiditas yang lebih besar dari pending order tersebut, terutama apabila pending order tersebut terlihat melawan arus pergerakan yang ada. Apakah ini valid? ya. karena stop hunting jenis ini bukanlah sejenis 'spike price' stop hunting, melainkan major house cleaning untuk menghabiskan order2 kecil yang berlawanan arah, sehingga market maker tersebut mendapatkan untung yang lebih besar dari spread yang mereka dapatkan.

                      common analogi nya begini. market maker tahu bahwa mereka bisa menjual x seharga 1000 ketika volume market sedang tinggi. tapi ada penjual yang tidak tahu hal ini, mereka menjual dengan harga 950. tentu saja barang x ini akan berusaha di ambil oleh market maker dengan cara menggerakkan harga ke 950 pada waktu volume perdagangan rendah, sehingga nantinya mereka bisa menjual seharga 1000.

                      [attachment=0:1bvtef50]common stop places.gif[/attachment:1bvtef50]

                      Comment


                      • #12
                        Re: Trading Basics

                        bagaimana cara yang aman untuk menentukan stop loss.

                        Salah satu cara yang mudah untuk menentukan stop loss, ambil 2 S/R level yang terdekat dari entry dan taruh stoploss di luar boundary S/R tersebut. Contoh chart di bawah. Saya hanya menggunakan untouched weekly open dan london open sebagai possible S/R. Apabila saya menaruh stoploss hanya pada level S/R yang terdekat kemungkinan order stop loss saya akan terkena stop hunting jauh lebih besar dibanding SL pada level S/R ke 2.

                        Yg harus diperhatikan adalah, apakah risk vs reward ratio nya tetap memadai jika kita menentukan S/R kedua sebagai stop loss price. Apabila RR ratio jadi tidak memadai, jangan memaksakan untuk buka posisi, tunggu kesempatan lain.

                        Hal ini bukan berarti S/R kedua adalah sangat aman. Yang jelas apabila harga melebihi S/R kedua, kemungkinan kita salah ambil posisi adalah besar, jadi tidak ada salahnya cover loss untuk mencegah risk damage yang berlebihan.

                        [attachment=1:1q1fl9gs]usdjpy.gif[/attachment:1q1fl9gs]
                        [attachment=0:1q1fl9gs]usdjpy result.gif[/attachment:1q1fl9gs]

                        Comment


                        • #13
                          Re: Trading Basics

                          Untuk take profit price cari S/R terdekat yang belum pernah tersentuh setelah harga meninggalkan S/R tersebut. S/R bisa berupa fibbonacci level / atau pivot level, selama cara kita menggambar / menentukan level tersebut punya kemungkinan besar dipakai juga oleh orang lain. (minjem dari james16 di ff istilahnya s/r confluence, yaitu price level dimana mayoritas pelaku pasar melihat level tersebut sebagai S/R)

                          Comment


                          • #14
                            Re: Trading Basics

                            Contoh S/R confluence, dan pengaruhnya terhadap pergerakan harga.
                            [attachment=1:2bxlszfx]fib confluence big picture.gif[/attachment:2bxlszfx]
                            [attachment=0:2bxlszfx]fib confluence high res.gif[/attachment:2bxlszfx]

                            Comment


                            • #15
                              Re: Trading Basics

                              Wah postnya panjang amat yah. Isinya berbobot lagi neh.

                              Aku mo nambahin beberapa hal aja. Tampaknya karena buru2, bro corsairs jadi lupa nambahin

                              - Tentang pending order (limit/stop). Contoh yg bro corsairs kasi itu lebih ke saham. Dalam arti kalau pending order antara seller dan buyer berbeda, order tidak akan tereksekusi. Untuk forex & index, tidak menunggu antara buyer / seller sesuai. Begitu harga kena, maka order tereksekusi, bahkan tanpa ada pihak yg lainnya. Misal kita mo buy, tanpa seller, kalau harga kena, yah tereksekusi, yg "makan" sell-nya si broker. Maka dari itu ada istilah "The only enemy in trading is your broker."

                              - Tidak seperti saham yg memiliki volume. Forex adalah market, over the counter, yg berarti tidak memiliki volume. Hal ini sudah pernah dibahas panjang lebar di post2 sebelumnya. Harap membuka kembali thread2 lama tentang "volume", "open interest", dan "future forex"

                              Itu aja. Keren neh bro, post-nya. Lanjut donk.

                              Regards,

                              Comment

                              Top Active Users

                              Collapse

                              There are no top active users.
                              Working...
                              X